Hukum Bacaan Lam Ta’rif Ada Dua Yaitu

Oleh: Penulis SEO

Hello, Penduduk Negeri Satu! Kali ini kita akan membahas tentang hukum bacaan lam ta’rif dalam bahasa Arab. Seperti yang kita ketahui, bacaan lam ta’rif merupakan bacaan yang sering digunakan dalam bahasa Arab untuk menunjukkan kata benda yang telah diketahui. Namun, tahukah kamu bahwa ada dua hukum bacaan lam ta’rif yang harus diperhatikan? Yuk simak penjelasannya!

Hukum Bacaan Lam Ta’rif Pertama

Hukum bacaan lam ta’rif yang pertama adalah al-jarr wa al-majrur atau yang biasa disebut dengan hubungan genitif. Hukum ini berlaku ketika sebuah kata benda ditemani oleh kata sifat atau kata ganti kepemilikan seperti my, your, his, her, our, their, dan sebagainya.

Contohnya, jika kita ingin mengatakan “rumah saudara saya”, maka kata benda “rumah” akan ditemani oleh kata sifat “saudara” atau dalam bahasa Arab disebut dengan “akh”. Sehingga bacaan lam ta’rif yang benar adalah “baytu akhi”. Kata “baytu” berarti “rumah” dan “akhi” berarti “saudara”.

Perlu diingat bahwa pada hukum bacaan lam ta’rif yang pertama, kata benda yang memiliki hubungan genitif harus ditambahkan sebuah lam dipangkalnya. Lam ini menandakan hubungan antara kata benda yang ada di depannya dengan kata sifat atau kata ganti kepemilikan yang ada di belakangnya.

Hukum Bacaan Lam Ta’rif Kedua

Hukum bacaan lam ta’rif yang kedua adalah al-mudhaf ilaih atau yang biasa disebut dengan hubungan atributif. Hukum ini berlaku ketika sebuah kata benda ditemani oleh kata benda lain tanpa adanya kata sifat atau kata ganti kepemilikan.

Contohnya, jika kita ingin mengatakan “rumah Abu Bakar”, maka kata benda “rumah” akan ditemani oleh kata benda “Abu Bakar” atau dalam bahasa Arab disebut dengan “Abi Bakrin”. Sehingga bacaan lam ta’rif yang benar adalah “baytu Abi Bakrin”. Kata “baytu” berarti “rumah” dan “Abi Bakrin” berarti “Abu Bakar”.

Pada hukum bacaan lam ta’rif yang kedua, lam tidak perlu ditambahkan pada kata benda yang memiliki hubungan atributif. Namun, kata benda yang berada di belakang kata benda yang dijadikan objek harus ditambahkan sebuah kasrah (-i) pada akhirannya.

Kesimpulan

Dalam bahasa Arab, hukum bacaan lam ta’rif ada dua yaitu al-jarr wa al-majrur dan al-mudhaf ilaih. Pada hukum bacaan lam ta’rif pertama, kata benda yang memiliki hubungan genitif harus ditambahkan sebuah lam dipangkalnya. Sedangkan pada hukum bacaan lam ta’rif kedua, lam tidak perlu ditambahkan pada kata benda yang memiliki hubungan atributif.

Dalam penggunaannya, kita harus memperhatikan jenis hubungan antara kata benda yang ada untuk menentukan hukum bacaan lam ta’rif yang harus digunakan. Dengan memahami kedua hukum tersebut, diharapkan kita dapat menggunakan bahasa Arab dengan lebih baik dan benar.

Sampai jumpa kembali di artikel Negerisatu.id menarik lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *