Tentang AKM

NEGERI SATU – Pengangkatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah membawa perubahan besar dalam sistem pendidikan Indonesia. Saat pertama kali dibuka pada tahun 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan konsep pembelajaran Merdeka sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Merdeka Belajar sendiri merupakan slogan Sekolah Shikar yang dipinjam dari Kementerian Pendidikan. Praktik belajar mandiri mulai berlaku pada tahun 2020.

Pada dasarnya keinginan Mendikbud untuk melaksanakan Merdeka Learning adalah memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan. Merdeka Learning menawarkan kesempatan belajar mandiri bagi guru dan siswa. Ada empat konsep utama dalam implementasi self-paced ini.

1. Ujian Nasional (UN) diganti dengan Ujian Nasional (AN).

2. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dipresentasikan ke masing-masing sekolah.

3. Penyederhanaan penyusunan PPR (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam konsep pembelajaran mandiri, guru hanya perlu membuat RPP satu halaman.

4. PPDB (Penerimaan Mahasiswa Baru) akan dilaksanakan dalam sistem zonasi yang diperluas.

Menjadi salah satu konsep kunci dalam pelaksanaan belajar mandiri, evaluasi nasional sangat penting untuk dipersiapkan. Penilaian nasional ini terdiri dari penilaian kompetisi minimal (AKM), survei sekolah dan survei pribadi. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi nasional ini, tidak hanya siswa yang dievaluasi, tetapi juga siswa.

Peran guru sangat menentukan keberhasilan penerapan AKM ini. Ini adalah konsep baru, tetapi guru perlu dipersiapkan dan mampu beradaptasi dengan cepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk mempercepat kinerja guru untuk mengatasi AKM. Artikel ini memberikan panduan lebih lanjut tentang bagaimana memungkinkan guru untuk mengatasi AKM.

Tentang AKM

Sebelum membahas bagaimana cara meningkatkan keterampilan guru dalam menghadapi AKM, sebaiknya terlebih dahulu membahas tentang konsep AKM. Apa itu AKM? Bagaimana penerapan AKM? Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk mengelola AKM ini?

AKM merupakan penilaian keterampilan minimal untuk mengukur kemampuan literasi dan matematika siswa. Mengapa hanya literasi dan matematika yang dinilai, hal ini terkait dengan kriteria International Student Assessment Program (PISA).

PISA adalah tes yang dilakukan di 70 negara di seluruh dunia untuk mengevaluasi sistem pendidikan. Tes PISA diadakan setiap tiga tahun, diikuti oleh siswa berusia 15 tahun. Siswa-siswa ini dipilih secara acak. Kemampuan literasi, matematika, dan sains kemudian diuji.

Bagaimana dengan tes PISA Indonesia? Saya sangat penasaran dengan jawabannya. Indonesia selalu di bawah. Karena itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek, dan Teknologi memutuskan untuk menggunakan AKM. Kami berharap AKM dapat meningkatkan skor PISA Indonesia.

Berbeda dengan ujian nasional, AKM ini tidak diambil oleh mahasiswa tingkat akhir. AKM adalah untuk siswa sekolah menengah pertama. Di tingkat SD, siswa AKM berada di kelas 5 dan di tingkat SMP kelas 8. Sedangkan di tingkat SMA, AKM diikuti oleh siswa kelas 11. Tidak semua siswa SMP mengikutinya. wajib mengikuti AKM, tetapi hanya sampel kecil yang dipilih.

AKM dilakukan secara online. Format pertanyaan juga bervariasi, termasuk pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, dua pernyataan, deskripsi input, menjodohkan, dan banyak lagi. Hasil AKM ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan pendidikan tingkat selanjutnya. Untuk itulah siswa SMP mengambil AKM. Berdasarkan hasil AKM, pendidikan diharapkan meningkat di kelas akhir.
Pentingnya peran guru dalam implementasi AKM

Lalu bagaimana peran guru dalam penerapan AKM ini? Tentu saja, peran guru sangat penting. Guru adalah garda terdepan dalam proses pendidikan. Berhasil atau tidaknya proses pendidikan juga tergantung pada peran yang dimainkan oleh guru.

Tentu saja, dalam soal AKM, guru tidak hanya berperan memastikan siswa mengerjakan soal AKM saja. Selanjutnya, guru juga harus memberikan pemahaman kepada seluruh siswa. Jika semua siswa sudah mengetahui dan memahami AKM, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk menangani soal-soal AKM.
Guru juga harus melatih siswa untuk mengerjakan

itulah pembahasan mengenai “Tentang AKM” semoga bermanfaat***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *