Pakaian Adat Bali Yang Mewah,Dulu Hanya Dipakai Untuk Kerajaan,Simak Ulasannya

Pakaian adat Bali memang unik. Salah satu busana khas Bali yang paling khas dan tradisional yaitu menggunakan warna kontras yang mencolok. Seperti halnya pakaian adat di daerah lain. Pakaian adat Bali dicirikan oleh perbedaan antara pakaian tradisional pria dan wanita. Pakaian adat pria Bali, dikutip dari disbud.bulelengkab.go.id, Pakaian adat untuk laki-laki tersusun dari subeng, Destar, atau sering disebut juga Uden, Ampal, Kampoo, bahkan safir, gelang kana, gelang naga, keris, badon. Sedangkan untuk pakaian tradisional wanita Bali pada umumnya terdiri dari liontin, bunga topi, biterene tebu, bunga cendana emas, selendang, barncans, gelang kana, petitis, badon, puspa lembo dan subeng.

Ada tiga pakaian tradisional Bali: Payas Agung, Payas Madya dan Payas Alit. Menurut laporan dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Payas Agung adalah pakaian tradisional Bali di Kabupaten Buleleng yang memberikan kesan mewah dan berkualitas tinggi dalam seni filsafat. Pakaian adat Bali Payas Agung tidak digunakan setiap hari, tetapi digunakan pada acara-acara penting seperti pernikahan untuk memberikan kesan raja dan ratu kepada pengantin baru. Pada masa pemerintahan Badung, pakaian adat Bali Payas Agung dipakai pada berbagai tradisi seperti pernikahan, mupload deha (upacara kedewasaan), pitra yadnya (ngaben), mesagih (upacara potong gigi) dan upacara adat lainnya. Digunakan oleh keluarga kerajaan pada acara adat.

Pakaian Adat Bali Wanita PayasAgung, Pakaian Adat Bali Wanita terdiri dari atasan yang disebut angkin prada (mirip stagen). Atasan ini dilengkapi dengan selendang yang disampirkan di bagian bahu. Bagian bawah Payas Agung berbentuk seperti kain songket Bali sepanjang mata kaki dengan corak dan warna Bali yang sangat mewah. Untuk gaya rambut, pakaian adat Bali Payas Agung menampilkan sanggul berhias mahkota emas yang sangat mewah.

Riasan Payas Agung memiliki nilai filosofis. Misalnya, dahi yang di gambar melengkung atau srinata. Dalam buku Busana Adat Bali (2004) karya Anak Agung Ayu Ketut Agung, srinata digunakan untuk mengoreksi bentuk dahi dan lingkaran merah kecil di dahi. Fungsinya sebagai simbol keamanan dan kebahagiaan. Berbagai bunga juga dipajang di kepala. Bunga yang digunakan adalah bunga sempaka dan bunga kenangan sebagai simbol Trimkuti. Bunga tidak hanya untuk kecantikan, tetapi juga simbol kepercayaan, ketaatan, kemurnian, kesucian, keajaiban dan sarana doa. Dalam buku harian Ida Ayu Gede Prayitna Dewi, yang berjudul lambang Trimurti Pengantin Payas Aum Bali, bunga sempaka kuning lambang Dewa Brahmana, bunga sempaka putih lambang Siwa, dan kembang kenangan Wisnu. Ini menyatakan bahwa itu melambangkan Tuhan.

Bunga yang melambangkan Trimurti ditempatkan di kepala sebagai lambang status tinggi Tuhan dan kepercayaan pada kepercayaan Hindu. Pakaian adat wanita Bali Payas Agung juga dilengkapi dengan gelang kana dan aksesoris emas. Pakaian Adat Bali Pria Payas Agung  ini menggunakan hiasan kepala  yang terdiri dari kain Kemben, Kampoo, Ampal dan kain Bali bermotif emas. Aksesoris yang digunakan mirip dengan pakaian tradisional wanita Bali di Payas Agung. Perbedaannya terletak pada hiasan kepala. Pakaian adat Bali pria di Payas Agung dilengkapi dengan keris berhiaskan permata agar terlihat kuat dan mewah. Kain berkualitas tinggi dan aksesoris mewah membuat pakaian tradisional Bali di Payas Agung sangat mahal dan mewah. Dahulu, pakaian adat Bali digunakan oleh keluarga kerajaan. Namun kini, pakaian tradisional Bali Payas Agung tersedia untuk semua orang, tanpa memandang kelas sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *