Mengenal Pakaian Adat Suku Lio Dan Ende Di Flores

Flores merupakan negara kepulauan yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena budaya, etnis dan ragam pakaian tradisional Flores, pulau ini menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.

Selain memiliki beragam budaya, Flores juga terkenal dengan wisata alamnya yang sangat indah, terutama yaitu wisata bahari. Flores memiliki salah satu hewan yang dilindungi paling langka di dunia: komodo atau kadal raksasa yang hidup di Pulau Komodo di Flores barat.

Selain Pulau Komodo yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Komodo, Flores juga memiliki taman nasional lain di Endurition yaitu Taman Nasional Kelimutu.

Artikel ini membahas lebih detail tentang berbagai jenis pakaian tradisional Flores. Silakan simak artikelini berikut ini sampai akhir.

Aneka pakaian adat Flores

Flores memiliki berbagai macam pakaian tradisional khas. Berikut beberapa baju adat Flores yang perlu Anda ketahui, dikutip dari berbagai sumber.

Pakaian adat suku Lio

Suku Rio tergolong suku tertua dan terbesar di Flores. Lebih tepatnya, suku ini mendiami Enderigency. Suku ini juga sangat disakralkan dalam mendukung tradisi dan warisan budaya nenek moyangnya, termasuk pakaian adatnya.

Salah satu pakaian adat Rio yang masih dilestarikan adalah tenun Patri-Ikat. Ikat Patra adalah kain yang dibuat khusus untuk kepala suku dan kerabat keluarga kerajaan.

Pola potong patri biasanya berupa daun, cabang, ranting, cicak, manusia, dan berukuran kecil dengan bentuk geometris yang tersusun dalam garis-garis kecil berwarna merah atau biru di atas alas kain berwarna gelap.

Untuk melengkapi pola kain ini, biasanya terdapat hiasan tambahan pada bagian tepi kain berupa manik-manik atau kerang. Namun, penambahan ini biasanya dibuat hanya untuk wanita bangsawan.

Kain ikat patola dipengaruhi oleh budaya India dan Portugal pada abad ke-16, ketika perdagangan rempah-rempah berkembang pesat di Pulau Flores. Kain Kasuri Patra dianggap sangat istimewa dan sering dikubur dalam mayat. Kain ini digunakan sebagai penutup untuk mayat bangsawan dan raja.

Kostum rakyat Ende

Suku Ende adalah suku yang mendiami Flores bagian tengah. Kata ende diduga berasal dari kata Shindai, yang berarti kain halus seperti bunga.

Pakaian adat suku Ende adalah La Warambu. Menurut kutipan dari Serenade Dua Cinta oleh Ade Nastiti, lawo berarti kain tenun yang biasa digunakan untuk wanita dan lambu berarti pakaian adat.

Lawo Lambu adalah pakaian tradisional yang sering dikenakan oleh wanita di Enderency. Rawo adalah kain sarung ikat yang terdiri dari banyak jenis.

Lambu, di sisi lain, berbentuk seperti pakaian orang Bugis Boro. Modelnya sangat sederhana dan berbentuk persegi panjang, dengan empat lubang untuk badan, kepala dan tangan.

Aksesoris yang biasa dipakai Lawo Lambu saat memakainya adalah jepit rambut, anting emas, gelang gading, gelang emas, dan kalung emas. Masyarakat Ende, yang budayanya kental dengan agama Islam, umumnya memakai kerudung untuk menyembunyikan rambut mereka (Dikonde).

Untuk pria, ada pakaian tradisional Ragi Lambu-Luka Lesu. Ragi merupakan kain tenun yang biasanya didominasi warna dasar hitam atau biru kehitaman dengan motif garis-garis vertikal ataupun horizontal.

Ragi yang digunakan oleh manusia menunjukkan kondisi dan lokasi orang tersebut.

Sementara Luka adalah selendang. Pemakaian luka yaitu dengan menyilangkannya di bahu sebelah kanan. Sedangkan lesu (destar) penggunaannya dengan diikatkan ke kepala.

Demikian informasimengenai pakaian adat flores.Semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita mengenai pakaian adat suku di indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *