Mengenal Pakaian Adat Rote dengan Ciri Khasnya yang Menarik

Pakaian adat Indonesia sangat indah dan beragam. Salah satu yang tak kalah menarik untuk dijelajahi adalah budaya dan pakaian tradisional Rote yang bernilai sejarah.

Pulau Rote terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan dikelilingi oleh beberapa pulau kecil, salah satunya adalah Rote ndao.

Jika Anda ingin mengenalkan budaya Indonesia kepada orang disekitar anda, Anda mungkin perlu menjelaskan budaya dan pakaian adat Rote.

Hal ini karena NTT tidak hanya memiliki rumah adat yang indah, tetapi juga pakaian adat dengan ciri khas yang unik seperti daerah lain.

Sekarang, perkaya wawasan kalian dengan informasi seputar baju adat Rote!

Menurut dinas pariwisata Indonesia, pakaian adat Rote merupakan perwakilan dari pakaian adat dari berbagai daerah di NTT.

Keunikan desain dan nilai sejarah pakaian adat Rote tampak menjadi ciri khas pakaian daerah NTT.

Awalnya, masyarakat Rote membuat pakaian adat khusus dari serat kayu. Namun seiring berjalannya waktu, bahan untuk membuat baju adat Rote adalah katun.

Kapas ini diperoleh masyarakat dengan cara menanamnya di pekarangan dan kebun sekitar rumah.

Proses hingga akhirnya menjadi baju adat rote yang cantik adalah dengan memilih kapas yang sudah tua kemudian dibuang bijinya.

Kapas bersih digulung dan kemudian dipintal untuk membuat benang pintal.

Proses ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Rote dan Ndao dengan menggunakan alat sederhana seperti kayu.

Kayu tersebut kemudian mengubah kapas menjadi benang, yang merupakan bahan baku pembuatan baju adat Rote.

Jika kain yang diinginkan polos dan tidak bermotif, benang dapat dicelup langsung atau direndam dalam larutan nila.

Omong-omong, jika ingin membuat pola, perlu menyesuaikan benang dengan panjang dan lebar kain yang akan ditenun, mengikatnya, lalu mewarnainya agar berwarna.

Setelah proses pencelupan selesai dilakukan proses pengeringan benang hingga akhirnya ditenun.

Keunikan pakaian adat Rote

Setiap pakaian adat, seperti pakaian Rote atau Ndao, biasanya memiliki keunikan tersendiri.

Secara detail, Berikut penjelaskan detail baju adat Rote berikut ini.

  1. Baju adat Rote

Pakaian pria tradisional biasanya kemeja putih polos yang menggabungkan lengan panjang dan kain tenun sebagai pengganti celana panjang.

Tak lupa juga ada kain yang digantung dari bahu kanan hingga pinggul kiri dengan motif yang sama dengan bawahannya.

Jika tidak memakai kemeja polos, seorang pria bisa bertelanjang dada, jadi dia hanya menggunakan kain yang disilangkan untuk menutupi satu sisi dadanya.

Wanita menggunakan kain tenun di seluruh tubuh mereka untuk membentuk baju terusan.

  1. Topi khusus yang disebut Ti’i Langga

Salah satu ciri khas pakaian adat Rote adalah adanya Ti’i langga. Ti’i langga adalah topi khas Rote yang berbentuk seperti topi Meksiko.

Selain menjadi bagian tak terpisahkan dari pakaian adat di daerah NTT, ti’i juga termasuk aksesoris pria, namun hanya pada acara-acara tertentu saja, seperti saat pria menarikan tarian tradisional baru akan dipakai.

Mengutip dari laman Rote Ndao Kab, bahan pembuatan ti’i langga adalah daun lontar kering.

Bagian topi yang runcing bukannya tidak berarti. Bagian tegak dan runcing ini menjelaskan sifat orang Rote yang cenderung tegar.

Menariknya, topi khas masyarakat Rote ini menjadi simbol kepercayaan bagi setiap orang yang memakainya.

  1. Aksesoris untuk wanita

Pakaian tradisional pria Rote ditandai dengan topi, tetapi wanita tidak.

Seorang wanita rote dakan mengenakan pakaian adat yang biasanya dilengkapi dengan berbagai aksesoris lainnya seperti bula molik di kepalanya.

Aksesori berbentuk bulan sabit ini dikenakan tepat di dahinya. Selain itu, ada sabuk perak atau emas yang disebut ikat pinggang, salon, dan pendies.

Sebagai tambahan, wanita Rote dalam pakaian adat juga memakai kalung yang disebut Havas.

Nah, itulah informasi mengenai asal usul dan keunikan pakaian adat Rote.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *