Berikut Filosofi yang Dimiliki Baju Adat Lampung

Provinsi Lampung lahir pada bertepatan pada 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No 3/ 1964 yang setelah itu jadi Undang- undang No 14 tahun 1964. Saat sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatra Selatan.

Kendatipun Provinsi Lampung saat sebelum bertepatan pada 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih ialah bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, tetapi wilayah ini jauh saat sebelum Indonesia merdeka memanglah sudah menampilkan kemampuan yang sangat besar dan corak warna kebudayaan tertentu yang bisa menaikkan khazanah adat budaya di Nusantara.

Lampung kemungkinan besar sempat jadi daerah kekuasaan Kerajaan Sunda, paling tidak hingga abad ke- 16. Saat sebelum akhirnya Kesultanan Banten menghancurkan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten ialah Sultan Ageng Tirtayasa, kemudian tidak mengambil alih kekuasaan atas Lampung.

Melihat sejarah dari kota lampung tersebut bisa disimpulkan kalau lampung mempunyai budaya yang melimpah didalamnya. Salah satu nya ialah pakaian adat, yang pastinya masing- masing pakaian adat lampung mempunyai arti serta filosofinya tersendiri. Berikut ini iformasi mengenai filosofi yang dipunyai pakaian adat lampung.

Filosofi yang Dipunyai Pakaian Adat Lampung

1. Pakaian Adat Saibatin

Pada suku ini memanglah memiliki beberapa kebiasaan yang mengedepankan suatu keluarga bangsawan. Perihal tersebut pula terlihat dari makna penamaan suku itu yang menjunjung besar pemimpinnya. Dari sisi apa yang jadi karakteristik pakaian yang dipakainya juga pula nampak relatif lebih elok serta elegan.

Warna merah menyala yang jadi identitasnya tersebut pula menggambarkan kesan estetika dari suatu kerajaan. Ini pula mengartikan kalau kesultanan terkait berani buat mengambil langkah tertentu buat mengembangkan masyarakatnya serta akhirnya menyebarkan kesejahteraan pada rakyatnya. 7 lengkungan pada sigernya pula menampilkan tingkatan pemimpin yang terdapat di situ.

2. Pakaian Adat Pepadun

Lain halnya dengan busana saibatin, jenis pepadun cenderung nampak lebih biasa. Itu ditunjukkan dengan warna yang diseleksi ialah putih. Dengan syarat semacam itu, kesan yang diberikan pula nyatanya berbeda. Putih pula mempunyai arti yang bersih suci sehingga menampilkan rakyat di situ yang beradab serta taat pada norma agama.

Walaupun demikian, sebagian ornamen pelengkapnya pula menampilkan sesuatu keperkasaan dan doa supaya berlimpah ruah rejeki masyarakatnya. Pemilihan warna emas yang tercantum menampilkan perihal tersebut. Pengenaan hasil tumbuhan jukum menampilkan suatu harapan supaya pemakainya yang umumnya ialah pengantin, dapat mempunyai penyambung darah.

Perhiasan yang dikenakan pada tangan menunjukkan supaya pemakainya dapat terpelihara dari seluruh tingkah laku yang tidak baik. Tidak hanya itu, serta menampilkan jalinan persaudaraan yang terjalin antar masyarakatnya.

Sementara itu, mahkota yang dipakai perempuan di situ menampilkan jumlah aliran air kali yang ada pada provinsi tersebut. Ini menggambarkan lambang kemakmuran serta pula kedinastian yang tumbuh pada jaman dulu.

Lapisan Baju Adat Lampung

Terdapat beberapa komponen pada baju ini. Buat laki- laki, mulai dari atas ialah ikat kepala serta pula layang konci serta kekalungan yang terdapat di lehernya. Di badannya mengenakan kemeja tradisional serta pula selempang. Ekstra senjata tradisional yang diikat dengan pending bebuduk. Bawahnya mengenakan celana panjang bercorak sama dengan atasannya serta pula sinjang dan sepatu selop.

Pada perempuan wajib menggunakan siger di kepala serta pula sanggul. Kalung serta seluruh atribut di leher pula sama seperti pada laki- laki, tetapi ditambah satu lagi aksesori. Bajunya seperti yang disebutkan di atas, dan tambahan gelang serta pula pending bagian dalam. Bawahan menggunakan kain dan sepatu.

Seperti itu uraian lengkap mengenai baju adat Lampung yang perlu dikenal. Melestarikannya ialah salah satu usaha konservasi budaya nusantara. Walaupun tidak dikenakan tiap hari, tetapi tetap saja busana khas wilayah tersebut butuh tetap diwariskan kepada generasi muda penerus bangsa.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *