4 Pakaian Adat Pernikahan Gorontalo Yang Menawan

Kota Gorontalo merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar dan Manado, serta merupakan kota terbesar di kawasan Teluk Tomini. Dalam catatan sejarah, Semenanjung Gorontalo secara umum dan Kota Gorontalo secara khusus merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kawasan Indonesia Timur yaitu selain Ternate, dan Bone.

Gorontalo merupakan daerah yang memegang teguh adat istiadat setempat. Daerah di Gorontalo memaknai pakaian adat sebagai kunci pencapaian prosesi adat. Karena pakaian adat memiliki nilai sakral. Gorontalo kebanyakan dihuni oleh suku Gorontalo yang memiliki berbagai macam pakaian tradisional yang digunakan dalam acara-acara adat. Diantaranya adalah Biriu dan Parwata, baju adat Mandipung dan payunga tilabatayila, serta baju adat Warimomo dan Thirabataira.

  1. Pakaian adat bili’u dan paluwata (pakaian adat pengantin perempuan) Pakaian adat ini digunakan pada saat upacara adat, upacara resmi dua mempelai yang duduk di pelaminan yang telah disiapkan, dan pengajian oleh kedua mempelai. Yang terpenting dalam baju ini adalah penggunaan aksesoris yang bisa mencapai delapan jenis berbeda yang masing-masing mewujudkan filosofi membuat outfit menjadi elegan. Di kepala mereka, pengantin menggunakan ikat pinggang sebagai simbol ikatan pernikahan antara pria dan wanita.

Setelah menjadi pasangan suami istri, keduanya harus memenuhi kewajibannya. aksesoris tuhi-tuhi terkait dengan 7 hiasan kepala Gafah. Arti dari tujuh Gafah ini melambangkan nilai kekerabatan dengan tujuh kerajaan di Gorontalo. Pengantin wanita juga memakai kalung emas atau perak. Kalung itu menggambarkan ikatan keluarga yang terjalin antara pria dan wanita.

Pengantin wanita juga menggunakan aksesori casebo yang melambangkan kekuatan istri dalam menghadapi lika-liku rumah. Aksesori lain, yang disebut strip entago, aksesori ini melambangkan kepatuhan terhadap ajaran Islam. Selain itu, pengantin juga menggunakan gelang emas yang mewujudkan filosofi sebagai bentuk pertahanan diri terhadap sifat licik atau melanggar kebiasaan. Cincin yang digunakan oleh pengantin wanita melambangkan keutuhan pekerjaan istrinya. Dengan begitu banyak aksesoris, pakaian Billyu terlihat lebih suci

  1. Pakaian Adat Makuda Pakaian dan jas pengantin pria yang hanya digunakan oleh pria. Gaun tradisional Macta memilih pola yang sederhana dan aksesoris yang digunakan tidak sampai 5 aksesoris yang berbeda.

Pakaian adat Macta biasanya menggunakan tudung Macta berbentuk unik yang mencerminkan wilayah Gorontalo. Selain itu, pakaian adat ini dilengkapi dengan kalung emas bernama Baco. Kalung diyakini sebagai ikatan antara pria dan wanita dalam pernikahan. Pakaian Makuta juga memiliki aksesori yang disebut Pasimeni, yang merupakan simbol keharmonisan kehidupan pasangan yang bebas pertengkaran.

  1. Pakaian Adat Madipung, Pakaian adat yang digunakan untuk acara pernikahan adat dan pernikahan di rumah atau di gedung-gedung.

Madipung adalah blus leher V lengan panjang yang terbuat dari berbagai bahan seperti saten dan brokat. Sedangkan bagian bawahnya menggunakan rok panjang atau sarung yang digunakan di bagian luar kemeja. Berbagai aksesoris juga telah ditambahkan pada pakaian ini, sehingga terlihat lebih cantik.

  1. Pakaian adat Warimomo, Pakaian yang dikenakan pada saat akad nikah kemudian diletakkan berdampingan di atas Howli Lo Adat (remah yang dipersonalisasi). Busana ini menutupi seluruh aurat wanita dalam prosesi acara adat Gorontalo.

Praktek ini telah dilakukan secara turun-temurun. Adat Gorontalo menggunakan pakaian adat Warimomo pada upacara masuk (momiati), antara lain adat Gorontalo saran (modepita maharu), kehamilan 7 bulan (molondalo), dan akad nikah (mongakaji). Pakaian Warimomo terdiri dari bidet atau alumbu, lidah kebaya, sarung (uroto), dan sunti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *